A. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia
yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia
yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan
kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
· Kompetensi Umum
- Seleksi
- Penilaian
kinerja
- Perencanaan
karir
· Kompetensi Khusus
- Staffing
- Evaluasi
kinerja
- Pelatihan
- Pengembangan
- Reward
& recognition
B. Manajemen
Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa
sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya
dapat diwujudkan.
· Kompetensi umum
- ahli
pemasaran internasional
- manajemen
merk
- sistem
informasi pemasaran
- pemasaran
internet
- pemasaran
relasional atau pemasaran jasa.
· Kompetensi Khusus
- Komunikasi
Pemasaran
- Kebijakan
Harga
- Peramalan
Penjualan
- Statistika
Bisnis
- Manajemen
Pembelian & Penjualan
- Bisnis
Eceran
- Manajemen
Pemasaran,
C. Manajemen Produksi adalah penerapan
manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi
yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir
yang dihasilkan dalam proses produksi.
· Kompetensi Umum
- Memahami
sistem produksi
- Memahami
proses material handling
- Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
· Kompetensi Khusus
- Memahami
perkembangan manajemen produksi
- Memahami
penentuan lokasi pabrik
- Menyusun
tata letak peralatan pabrik
- Memahami
perencanaan produk
- Memahami
rancang bangun proses produksi
- Memahami
teknik pemeliharaan
- Memahami
perencanaan kebutuhan material
D. Manajemen Keuangan adalah kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan
bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis
yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya
merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana
modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan.
· Kompetensi Umum
- ahli
pasar modal dan investasi
- manajemen
risiko
- manajemen
keuangan internasional
- manajemen
keuangan dan perbankan syariah.
· Kompetensi Khusus
- membuat
dan mengendalikan anggaran perusahaan
- menghitung
pajak-pajak yang harus ditanggung perusahaan.
- munyusun
dan merealisasikan manajemen keuangan untuk meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan.
E. Manajemen Informasi adalah kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa
bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang.
Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh
informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal
maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap
mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Kompetensi Umum
1. Mempunyai
kemampuan manajemen dalam bekerja kelompok Mampu membuat rencana bisnis
2. Memahami konsep
Jaringan Menguasai bahasa inggris secara pasif
3. Menguasai
algoritma dan bahasa pemrograman
4. Menguasai Syntax
SQL
5. Menguasai
Aplikasi database
6. Menguasai design
grafis
7. Menguasai syntax
html
8. Mampu
mengembangkan wirausaha
Kompetensi Khusus
1. Mampu
memahami permasalahan yg timbul dilingkungan yg akan dihadapi.
2. Mampu
Menganalisis kebutuhan system
3. Mampu
membuat model alternatif penyelesaian masalah
4. Mampu
merancang kebutuhan system
5. Memahami
konsep struktur database
6. Mampu
menjembatani kebutuhan database
7. Mampu
menyajikan informasi dari data yang ada
8. Mampu
membangun dan memanipulasi data
9. Memahami
konsep design WEB
10. Menguasai bahasa
pemrograman berbasis web
11. Menguasai aplikasi
web server
12. Menguasai cara dan
teknik publishing web
F. Manajemen
Strategi, Secara
sederhana manajemen dapat di artikan sebagaiPerencanaan, Pengorganisasian, Pergerakan,
Pengawasan dalam rangka pengambilan keputusan.
· Kompetensi umum
- Menciptakan
persaingan tidak sempurna
Dalam
persaingan sempurna semua organisasi menghasilkan produk yang serupa sehingga
bebas keluar masuk ke dalam pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh keunggulan
bersaing dengan menciptakan persaingan tidak sempurna yaitu dengan cara
memberikan kualitas yang tinggi di aspek-aspek tertentu
- Berkesinambungan
Keunggulan bersaing harus bersifat
berkesinambungan bukan sementara dan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.
- Kesesuaian
dengan lingkungan internal
Keunggulan
bersaing dapat diraih dengan menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar.
Karena lingkungan eksternal bisa berupa ancaman dan peluang, sehingga perubahan
pasar dapat meningkatkan keunggulan atau kelemahan suatu organisasi.
- Keuntungan
yang tinggi daripada keuntungan rata-rata
Sasaran
utama keunggulan bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi
daripada keuntungan rata-rata orrganisasi-organisasi lainnya
· Kompetensi khusus
Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki
atau dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi
pesaing. Kompetensi ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi
kualitas tinggi. ( misalnya; opini: Pengelolaan administrasi yang rapi,
terkenal bersih atau bebas KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek:
Coca cola, IBM, BMW, Mc Donald’s).
G. Manajemen operasi adalah
area bisnis yang berfokus pada proses produksi barangdan jasa, serta
memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang
manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input(dalam
bentuk material, tenaga kerja, dan energi)
menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).
Kompetensi Umum
- ahli
manajemen proyek
- manajemen
logistik dan perencanaan pengendalian kualitas.
Kompetensi Khusus
- Menyusun
alur produksi dan layout tempat kerja berdasarkan pada analisis proses kinerja
prosedur kerja dan trasportasi.
- Membuat
layout tempat kerja
- Menyusun
perbaikan lingkungan ditempat kerja
Empat
Fungsi Dasar Manajemen
Perencanaan (Planning)
Parencanaan adalah proses manajemen
untuk menetapkan sasaran dan tujuan organisasi dan menentukan cara terbaik
untuk mencapainya. Agar proses perencanaan berhasil dengan baik, perlu
dilakukan tujuh langkah proses perencanaan strategis, yakni rencana menetapkan
tindakan-tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi
sasaran strategis perencanaan.
Pada kebanyakan perusahaan, perencanaan
strategis dalam lingkungan bisnis yang tanpa henti saat
ini merupakan proses yang berlangsung dengan melibatkan tujuh
langkah ini.
a.
Visi adalah suatu pandangan yang
realistis atas masa depan yang didasarkan atas kondisi internal perusahaan.
b.
Misi adalah pernyataan dari tujuan
organisasi, sasaran dasar, dan filsafat-filsafat organisasi. Suatu artikulasi
yang singkat tentang mengapa organisasi ada, bagaimana memenuhi, dan
prinsip-prinsip bertahan perusahaan karena mencoba menjangkau sasarannya.
c.
Analisa SWOT ( streangth, weakness,
opportunities, thread ) adalah analisa untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan yang akan dihadapi perusahaan.
d.
Meramalkan ( memprediksi ) pengembangan, merupakan proses
perencanaan bagaimana kita memprediksi pengembanganorganisasi kedepan.
e.
Analisis Persaingan, untuk
menganalisis kondisi persaingan dengan pesaing yang ada dipasar yang kita
masuki.
f.
Menentukan arah dan tujuan, agar setiap karyawan
memiliki pegangan terhadap arah kebijakan perusahaan dan mengetahiu tujuan
organisasi.
g.
Mengembangkan rencana pelaksanaan, agar staf mengetahui
apa dan bagaimana rencana pelaksanaan itu dilakukan.
Pengorganisasian (Organizing)
Proses manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya
dan aktivitas organisasi menjadi struktur yang logis dan saling berkaitan.
Pengaturan sumber daya dan aktifitas
organisasi dilakukan oleh pimpinan perusahaan yang posisi jabatannyamengikuti
struktur organisasi yang berbentuk piramida, yang terdiri atas manajer puncak,
manajer menengah, dan manajer lini pertama.
Pengarahan (Directing)
Proses manajemen yang memandu dan memotivasi karyawan untuk mencapai
sasaran organisasi.
Para manajer memiliki wewenang memberi
perintah dan melihat hasil pekerjaan anak buahnya. Dalam memberikan pengarahan,
seorang manajer bekerja menunda dan memotivasi para karyawan agar sasaran
perusahaan dapat dicapai.
Pengawasan ( Controlling )
Proses manajemen yang memonitor kinerja organisasi guna memastikan bahwa
perusahaan tersebut mencapai sasarannya. Indikator kinerja harus terus diukur
dan disesuaikan . Dengan pengawasan dapat mengetahui bidang apa saja yang
kinerjanya baik, cukup atau kurang sehingga dapat segera dilakukan tindakan
perbaikan, penyesuaian ataupun pemberian insentif/ penghargaan bagi yang
berkinerja baik tersebut.
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
Seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sekaligus menjadi awal dari perkembangan
dunia industri, menyebabkan ilmu tentang manajemen juga mengalami perkembangan.
Dalam perkembangannya ilmu menejemen memiliki tiga jenis aliran pemikiran yaitu
:
1. Aliran
Klasik : a. Manajemen Ilmiah.
b. Teori Organisasi Klasik.
2. Aliran
Hubungan Manusiawi ( Neoklasik ).
3. Aliran Manajemen Modern :
a. Perilaku Organisasi.
b. Aliran Kuantitatif.
Selain
jenis-jenis aliran pemikiran, pada bab tiga ini juga akan dibahas dua
pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan tiga jenis aliran yang ada
yaitu :
4. Pendekatan
Sistem.
5. Pendekatan
Kontingen ( Contingency Approach ).
1.a.
Manajemen Ilmiah
Dalam aliran ini banyak tokoh yang
memberikan kontribusinya dalam mengembangkan ilmu manajemen seperti, Frederick
W. Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry
L. Gantt, danHarrington Emerson.
Frederick
W. Taylor ( 1856-1915 ) merupakan tokoh pertama yang mengembangkan
manajemen ilmiah, karena karyanya tersebut Taylor disebut sebagai “ Bapak
Manajemen “. Taylor mengemukakan dua pengertian dari manajemen ilmiah, yang
pertama adalah, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi,
analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti yang kedua
adalah, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau
teknik-teknik ( a bag of tricks ) untuk meningkatkat
efisiensi kerja organisasi.
Dalam
bukunya yang berjudul Scientific Management Taylor
memberikan prinsip-prinsip dasar untuk mengembangkan teknik-tekniknya untuk
mendapatkan efisiensi dalam bekerja, keempat prinsip itu adalah :
1. Metoda Ilmiah
adalah metoda yang paling baik untuk menentukan pekerjaan yang dapat
dikerjakan.
2. Seleksi ilmiah
untuk para karyawan, agar karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu
tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan
pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang
baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Dalam melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, Taylor
juga mengembangkan teknik-teknik yang akan digunakan antara lain : studi gerak
dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah per-potong diferensial, prinsip
pengecuaian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standarisasi
pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.
Frank dan Lilian Gilbreth ( 1868-124 dan 1878-1972 ),
merupakan pasangan suami-istri yang ikut berkontribusi dalam manajemen ilmiah.
Frank adalah pelopor dari pengembangan studi gerak dan waktu, Frank sangat
tertarik untuk menemukan “ cara terbaik pengerjaan suatu tugas “ . Sedangkan
Lilian dalam bukunya Phsycology of Management berpendapat
bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah adalah : membantu para karyawan
mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
Henry L. Gantt ( 1861-1919 ) memberikan kontribusinya yang
terbesar dalam bentuk enggunaan metoda grafik yang dikenal sebagai “ Gantt
Chart “ yang digunakan untuk perencanaa, koordinasi, dan pengawasan produksi.
Harrington Emerson ( 1853-1931 ) menemukan pemborosan dan
ketidak-efisiennan merupakan masalah yang terdapat di dalam sistem industri.
Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat
terkenal yaitu :
1. Tujuan-tujuan
dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang
dilakukan masuk akal.
3. Adanya staf yang
cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang
adil.
6. Laporan-laporan
yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem indormasi dan akuntansi.
7. Pemberian
perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya
standar-standar dan skedul-skeul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang
distandardisasi.
10. Operasi yang distandardisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis
yang standar.
12. Balas jasa efisiensi-rencana insentif.
1.b.
Teori Organisasi Klasik
Henry Fayol ( 1841-1925 ) dalam bukunya Administration
Industrielle et Generale ( Administrasi Industri dan Umum ) mengemukakan
teori dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori administrasinya Fayol
memerinci manajemen menjadi lima unsur yaitu, perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan ( Fungsionalisme Fayol) .
Selain itu Fayol juga membagi operasi-operasi
perusahaan kedalam enam bagian antara lain :
1. Teknik –
produksi dan manufakturing produk.
2. Komersial –
pembelian bahan baku dan penjualan produk.
3. Keuangan (
finansial ) – perolehan dan pengunaan modal.
4. Keamanan –
perlindungan karyawan dan kekayaan.
5. Akuntansi –
pelaporan dan pencatatan biaya.
6. Manajerial.
Fayol
juga menyebutkan empat belas prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut:
1. Pembagian kerja.
2. Wewenang.
3. Disiplin.
4. Kesatuan
perintah.
5. Meletakkan
kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum.
6. Balas jasa.
7. Sentralisasi.
8. Rantai skalar.
9. Order.
10. Keadilan
11. Stabilitas staf organisasi.
12. Inisiatif.
13. Esprit de corps ( semangat
korps ).
James D. Mooney adalah seorang eksekutif General Motor,
dia mendefinisikan organisasi sebagai kelompok, dua orang atau lebih yang bergabung
untuk tujuan tertentu. Selain itu Mooney juga merancang empat kaidah
dasar dalam organisasi yaitu, Koordinasi, Prinsip Skalar, Prinsip Fungsional,
dan Prisip Staf.
Mary Parker Follet ( 1868-1933 ) adalah seorang ahli pengetahuan
sosial yang pertama kali menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan
pemerintahan. Follet percaya bahwa konflik dapat dibuat kosntruktif dengan
penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat
mencari jalan pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka. Follet
berpendapat bahwa pola organisasi yang ideal adalah dimana manajer mencapai
koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.
Chaster I. Barnard ( 1886-1961 ), presiden perusahaan Bell
Telephone di New Jerseydalam bukunya The Functions
of the Executive memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang
diarahkan pada tujuan. Sedangkan fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan
dan pengadaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Barnard
juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut
teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu
serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Selain itu Barnard juga pelopor dalam
penggunaan “ pendekatan sistem “” untuk pengelolaan organisasi.
2.
Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau
neoklasik ) muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan
klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan
sosiologi dan psikologi.
Hugo munsterberg ( 1863-1916 ) adalah pencetus psikologi
industri, Hugo sering disebut “ Bapak Psikologi Industri ”. dalam bukunya Physchology
and Industrial Efficiency, dia mengemukakan bahwa untuk mencapai
peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :
1. Penemuan best
possible person.
2. Penciptaan best
possible work.
3. Penggunaan best
possible effect untuk memotivasi karyawan.
Sebagai tambahan Munsterberg mengingatkan adanya
pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Elton Mayo ( 1880-1949 ), dan asisten risetnya Fritz
J. Roethlisberger dan William J. Dickson mengadakan
suatu studi tentang perilaku manusia dalam berbagai macam situasi kerja di
pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari
tahun 1927 sampai 1932. Mereka membagi karyawan menjadi kelompok penelitian.
Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap
produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga naik.
Ketika kondisi penerangan diturunkan hanya sebatas sinar matahari, ternyata
produktivitasnya tetap naik.
Untuk menjawab pertanyaan mengapa pada percobaan
pertama produktivitas tetap meningkat, Mayo, Fritz, dan Dickson melakukan
percobaan kembali, mereka menempatkan dua kelompok yang berbeda di dua ruangan
yang berbeda kondisinya. Dalam percobaan ini, Mayo merubah variabel-variabel di
kedua ruangan tersebut, seperti upah dinaikkan, hari kerja, eriode istirahat
dan jam makan siang, sekali lagi keluaran di kedua ruangan ternyata sama-sama
meningkat. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang komplek telah
memengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi antara anggota
kelompok dengat pengawas lebih penting dalam menetukan produktivitas daripada
perubahan kondisi kerja diatas.
3.
Aliran Manajemen Modern
Dalam perkembangan aliran manajemen modern ada dua
jalur yang berbeda yaitu, jalur pengembangan dari hubungan manusiawi ( perilaku
organisasi ) dan jalur manajemen ilmiah (aliran kuantitatif )
3.a. Perilaku Organisasi
Tokoh-tokoh yang memberikan pandangannya dalam
perilaku organisasi seperti, Abraham Maslow, Daouglas McGregor, Frederick
Herzberg dkk. menyimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen tidak
dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat.
2. Manajemen harus
sistematik.
3. Organisasi
sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan
motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
Sebagai
tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset pelaku adalah :
1. Unsur manusia
adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
2. Manajer masa
kini harus diberi pelatihan dan pemahaman konsep-konsep manajemen.
3. Organisasi harus
menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan
seluruh kebutuhan mereka.
4. Komitmen dapat
dikempangkan melalui pertisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5. Perkerjaan
setiap karyawan harus disusun.
6. Pola-pola
pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian
positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
3.b.
Aliran Kuantitatif
Aliran kuantitatif digunakan dalam banyak
kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi,
pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya
manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya.
Langkah-langkah pendekatan aliran kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Perumusan
masalah.
2. Penyusunan suatu
model sistematis.
3. Mendapatkan
penyelesaian dari model.
4. Pengujuian model
dan hasil didapatkan dari model.
5. Penetapan
pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan
hasil dalam kegiatan-implementasi.
4. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk
memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling berhubungan. Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem
adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu
adalah saling berhubungan dan saling tergantung.
Dalam penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan
menjadi dua, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Pendekatan sistem
tertutup biasanya digunakan oleh para teoritisi klasik , mereka memusatkan pada
hubungan-hubungan dan kosistensi internal, yang dicerminkan oleh
prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan
wewenang dan tanggung jawab.
Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi
sebagai sistem terbuka, dengan dasar analisa konsepsional, dan didasarkan pada
data empirik, serta sifatnya sintesis dan integratif. Sistem terbuka pada
hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran.
5. Pendekatan
Kontingensi
Pendekatan kontingensi ( contingency approach )
dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk
menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan
nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik
mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu
tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Pendekatan ini bermaksud
untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual
menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu : lingkungan, konsep-konsep dan
teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya. Pemahaman
terhadap hubungan-hubungan kontingensi memberikan berbagai pedoman bagi praktek
menajemen yang efektif.
Setelah dibicarakan ketiga aliran utama dalam bidang
manajemen, ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutntya
di masa mendatang, yaitu :
1. Dominan :
salah satu aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
2. Divergence :
setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
3. Convergence :
aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka
cenderung kabur.
4. Sintesa :
masing-masing aliran berintegrasi.
5. Proliferation :
ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.
Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam
bukunya Management Analysis : Concept and Cases, membedakan
enam aliran teori manajemen, yaitu:
1. Aliran Akuntansi
Manajerial.
2. Aliran Ekonomi
Manajerial.
3. Aliran Thesis
Organisasi.
4. Aliran Hubungan
Manusiawi dan Perilaku Manusia.
5. Aliran
Kuantitatif ( Matematika dan Statistika ).
6. Aliran Teknik
Industri.
Tetapi bagaimanapun juga pendekatan-pendekatan baru
tersebut tampak belum menjadi suatu aliran baru, hanya lebih merupakan
pembicaraan khusus dari serangkaian masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar